“Membuka rahasia cintanya Rasulullah kepada semua umat manusia tanpa memandang agama mereka”
Oleh: H. Derajat*
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
Bismillâhirrahmânirrahîm
Wasshalâtu wassalâmu ‘alâ Muhammadin wa âlihî ma’at taslîmi wabihî nasta’înu fî tahshîlil ‘inâyatil ‘âmmati wal-hidâyatit tâmmah, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn.
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn“.
Sahabatku yang aku kasihi, sesungguhnya tidaklah bisa dikatakan kita sebagai orang beriman ketika kita tidak bisa mencintai sesama manusia. Demikian yang dikatakan Rasulullah sebagaimana dalam hadits:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – قَالَ « سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِى ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ الْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِى عِبَادَةِ رَبِّهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِى الْمَسَاجِدِ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِى اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ … (رواه البخاري)
“Dari Abu Hurairah dari Nabi Saw bersabda: Ada tujuh (golongan orang beriman) yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya (yaitu) pemimpin yang adil, seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ibadah kepada Rabb-Nya, seseorang yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah mereka tidak bertemu kecuali karena Allah dan berpisah karena Allah”. (HR Bukhari).
Kemudian daripada itu Rasulullah SAW pun pernah bersabda: “Siapa yang menzalimi orang Nasrani, aku sendiri yang akan menjadi pendakwanya pada Hari Kiamat” (HR Al-Bukhari).
Di hadapan para sahabatnya, Rasulullah SAW bersabda: “Amal paling utama adalah menjaga perdamaian dan hubungan baik dengan manusia, karena pertengkaran dan segala perasaan yang buruk, menghancurkan umat manusia”.
Dalam Sejarah Islam dikatakan ada sebuah Surat Cinta dari Nabi Muhammad Saw untuk Biara Sinai St. Catherine (628 M). Informasi ini diawetkan di Biara Sinai St. Catherine pada 628 M yang isinya apabila diterjemahkan seperti ini:
“Ini adalah pesan dari Muhammad ibnu Abdullah, sebagai perjanjian kepada mereka yang meyakini kekristenan, dekat dan jauh, kami bersama mereka”.
“Sesungguhnya aku, para sahabat, pembantu, dan pengikutku membela mereka, karena orang Kristen adalah wargaku. Demi Allah! Aku akan melawan apa pun yang tidak menyenangkan mereka”.
“Tidak ada paksaan pada mereka. Tidak juga para hakim atau para pendeta mereka—dihapus dari pekerjaannya dari biara mereka. Tidak ada satu pun orang bisa menghancurkan rumah agama mereka, merusaknya, atau membawa apa-apa dari situ ke rumah rumah kaum Muslim. Siapa pun yang tidak menaati ini, ia telah merusak perjanjian dengan Allah dan tidak menaati Rasul-Nya”.
“Sesungguhnya, mereka adalah sekutuku dan memiliki piagam aman dariku terhadap semua yang mereka benci. Tak ada yang memaksa mereka melakukan perjalanan atau mewajibkannya melawan. Umat Islam harus berjuang untuk mereka”.
“Jika seorang perempuan Kristen menikahi seorang Muslim, itu tidak akan terjadi tanpa persetujuannya. Ia tak boleh dicegah dari mengunjungi gerejanya untuk berdoa. Gereja-gereja mereka harus dihormati. Mereka tidak boleh dicegah dari memperbaiki (gereja)nya pun kesucian perjanjiannya. Tidak ada satu bangsa Muslim pun yang boleh melanggar perjanjian ini sampai Hari Terakhir (Kiamat).”
Dalam bahasa Inggris :
“This is a message from Muhammad ibn Abdullah, as a covenant to those who adopt Christianity, near and far, we are with them. Verily I, the servants, the helpers, and my followers defend them, because Christians are my citizens; and by Allah! I hold out against anything that displeases them.
No compulsion is to be on them. Neither are their judges to be removed from their jobs nor their monks from their monasteries. No one is to destroy a house of their religion, to damage it, or to carry anything from it to the Muslims’ houses. Should anyone take any of these, he would spoil God’s covenant and disobey His Prophet. Verily, they are my allies and have my secure charter against all that they hate. No one is to force them to travel or to oblige them to fight. The Muslims are to fight for them.
If a female Christian is married to a Muslim, it is not to take place without her approval. She is not to be prevented from visiting her church to pray. Their churches are to be respected. They are neither to be prevented from repairing them nor the sacredness of their covenants. No one of the nation (Muslims) is to disobey the covenant till the Last Day (end of the world).”
Per a preserved information at Sinai’s St. Catherine’s Monastery, a Patent (see above image) from Prophet !Mohammed (pbuh) was given to a Chrisian delegation who visited him in Medina in 628 AD. The Patent was sealed with an imprint representing Muhammad’s hand.”
Informasi ini diawetkan di Biara Sinai St. Catherine. Paten dari Nabi Muhammad Saw diberikan kepada delegasi Kristen yang mengunjunginya di Madinah pada 628 M. Paten itu disegel dengan sebuah jejak tangan beliau yang mulia.

Demikian janji Rasulullah Muhammmad SAW. (diriwayatkan antara antara lain oleh Abu Daud, dan dikutip dengan berbagai riwayat oleh Abi Yusuf dalam bukunya “al-Kharaj”, Ibnu Al-Qayyim dalam “Zad al-Ma’ad”, dan lain-lain dan dapat diunduh di Google.
Semoga Allah menjadikan diri kita sebagai kepanjangan tangan Rasulullah SAW dalam kerangka mencintai sesama umat manusia. Ãmîn yâ Rabbal ‘âlamîn.
____________
* Ketua Pasulukan Loka Gandasasmita